Malam guys hari ini saya
akan berbagi tentang "KELUARGA". Apa sih keluarga? Menurut Wilkipedia, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Saya
yakin dan percaya banyak orang yang telah mengerti makna dari keluarga ini.
Tapi saya yakin ada hal yang kita lupakan, yaitu di dalam keluarga ada rasa
SALING KETERGANTUNGAN, Ketergantungan disini bukan hanya dari segi materi,
tetapi lebih ke sisi batiniah. Maksud saya adalah keluarga itu adalah tempat kita
berbagi kasih sayang, berbagi perhatian, dan berbagi cerita. Dewasa ini banyak
orang yang tidak paham tentang ini, termasuk saya mungkin. Banyak orang yang
mengenyampingkan keluarga demi teman, pacar, gebetan, dll. Mereka menganggap
komunitas di luar sana dapat memberikan kenyamanan yang lebih daripada apa yang
mereka dapatkan di komunitas yang bernama keluarga. Tapi apakah komunitas
ini akan memberikan kasih sayang, perhatian, atau cinta ketika kita mengalami
suatu masalah hidup. Saya yakin tidak karena saya pernah mengalaminya. Sebaik
apapun dan sejenius apapun teman atau pacar kita, dia punya keterbatasan dan
keegoisan untuk mengasihi kita secara tulus. Banyak dari teman atau pacar atau
bahkan pasangan hidup kita yang hanya peduli pada saat senangnya aja tapi pada
saat kita susah mereka meninggalkan kita.
Mungkin
banyak orang yang berkata," saya gak punya orangtua dan keluarga yang
sebaik yang kalian punya". Banyak orang yang mempunyai kepahitan dengan
keluarganya. Mereka merasa rumah itu bagaikan neraka dan mereka gak tahan
berada di dalamnya. Hal ini mungkin karena orangtua yang hampir setiap hari
bertengkar, orangtua yang terlalu mengekang, masalah ekonomi, dll. Saya pernah
dan sedang menjalani kehidupan seperti ini. Oke
saya akan coba sharing tentang kisah hidup saya. Bapak saya adalah tipe
orangtua yang mungkin sangat cuek sama anak satu-satunya ini. Dia jarang pernah
memperhatikan saya, gak pernah mencukupi kebutuhan materi saya, dll. Dulunya
saya sering mengeluh, saya merasa bahwa punya bapak dengan tidak yah sama saja
toh dia juga gak peduli dan dia juga tidak memperhatikan saya. Saya merasa
benci dengan keadaan saya ini. Saya sering menangis sendiri di kamar kalo
merasa kesepian dan butuh perhatian dari yang namanya orangtua karena kebetulan
ibu kandung saya juga telah meninggal ketika saya masih bayi dan saya dirawat
oleh opung saya dari kecil.
Yang
saya ingat tentang bapak saya ialah dia pernah dipenjara karena mengkonsumsi
narkoba dan saya pernah melihat opung boru membakar pil ekstasi punya bapak di
rumah ketika saya masih kecil. Yahh tahun demi tahun sih saya merasa kecewa
akan bapak sampai saya males untuk peduli akan hal itu, Sampai pada tahun lalu,
Tuhan menjamah saya. Saya diajarkan untuk mau peduli sama hubungan kami yang
tidak berjalan semestinya. Saya melihat bahwa selama ini Tuhan membagi kasih
sayangnya kepada saya lewat KELUARGA, yaitu lewat Opung boru, opung doli, sepupu,
nangboru, paktua, dll. Dan hebatnya saya dapat tumbuh menjadi anak yang hidup
di dalam Tuhan, lumayan berprestasi di sekolah, dan saya bahagia menjalani
hidup. Woooww saya merasa tajub akan hal itu. Yahh awalnya sih sangat susah
untuk bersyukur, saya mulai dengan mengirim sms sama bapak bahwa saya mengasihi
dia. Gak tau sih apa yang menggerakkan hal itu, tapi jujur saya mengetik huruf
demi huruf sambil nangis dan hal itu mendamaikan hati saya sih sampe sekarang.
Kalo saya pulang ke Medan, akhirnya kami pernah bicara berdua dan itu luar
biasa bahagia banged rasanya, Melebihi bicara sama perempuan cantik kayaknya.
Yah walaupun belum terlalu akrab, tapi yahh mulai ada progress dalam hubungan
kami
Dalam Efesus 6:1-3 berkata demikian,"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu,supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”. (Efesus 6:1-3). Ayat inilah yang harusnya menjadi pegangan kita semua. Heiiii pada saat keluargamu kacau, kau harus bisa menjadi pelita dalam kekacauan itu. Minimal kita bisa buat prestasi yang bisa membanggakan keluarga kita. Selalu bersyukur karena ketika Tuhan memberikanmu keluarga dalam kondisi apapun itu, Dia telah memberikanmu harta yang peling terindah yang gak bisa ditukar dengan apapun. Nah tergantung kondisi hatimu sendiri, mau bersyukur atau mau mengeluh. Saya umpamakan sih keluarga itu seperti adonan tepung dan kita itu adalah keju. Ketika keju dengan adonan tepung bersatu, dia akan menjadi martabak keju yang lezat dan bernilai jual tinggi. Tetapi ketika keju dan adonan tepung gak mau bersatu karena mereka merasa bahwa mereka tidak saling tergantung satu sama lain, yah tidak akan ada martabak keju yang lezat dan bisa dijual. Yang ada hanyalah adonan yang tidak berguna dan keju yang habis digerogoti sama tikus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar