Kamis, 06 Desember 2012

Kekuatan dari Memberi

Saya ingin share tentang nilai kehidupan yang yang saya dapatkan ketika membaca novel fiksi "23 EPISENTRUM" karya mbak Adenita. Pertama-tama saya akan mencoba meringkas isi novelnya agar pembaca mengetahui isi novel ini. Novel ini menceritakan tentang upaya 3 orang, yaitu Matari, Awan, dan Prama, untuk mencari kebahagiaan sejati dalam hidup mereka.

1)Matari, seorang reporter yang bercita-cita menjadi news anchor, bekerja dengan beban untuk melunasi utang-utangnya pada masa kuliah. Matari terpaksa untuk berutang demi membayar uang kuliahnya karena orang tuanya tidak mampu membayar uang kuliah. Selesai lulus kuliah, Matari berupaya keras untuk mencari pekerjaan demi melunasi utang-utangnya tersebut. Untungnya dia dapat diterima sebagai reporter di salah satu stasiun tivi terkenal. Sebenarnya apabila dalam keadaan normal, Matari sangat menyukai spesifikasi pekerjaannya, tetapi karena tuntutan utang yang harus dibayarnya Matari merasa tertekan untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Gaji yang standar di tivi swasta tersebut membuat perjuangan Matari dalam mencicil utang tersebut menjadi kian sulit.Hal inilah yang menjadi Matari tidak merasa bahagia dalam menjalankan pekerjaan yang dicintainya tersebut

2) Awan, seorang bankir yang bercita-cita menjadi penulis cerita. Pekerjaan sebagai bankir membuatnya sangat tertekan karena passion dia itu sebenarnya menjadi penulis cerita. Awan terpaksa jadi bankir untuk menyenangkan dan membiayai ibu dan adiknya. Kebetulan, almarhum ayah Awan dulunya berprofesi sebagai bankir. Pada kehidupan sehari-harinya Awan merasa tidak bahagia karena merasa diperkosa oleh keadaan dan ketidakberanian dalam mengambil keputusannya dalam berganti profesi yang diinginkannya.

3) Prama, seorang lelaki tampan yang bekerja di perusahaan minyak dengan gaji yang sangat berlimpah. Keluarga Prama yang konglomerat juga semakin meyakinkan pembaca bahwa Prama itu merupakan manusia yang sangat beruntung. Tapi di balik kekayaan tersebut, Prama merasa ada ruangan kosong dalam hatinya yang tidak bisa membuat dia bahagia sampai pada titik dimana dia menjadi tidak bersemangad dalam menjalankan pekerjaan sehari-harinya.

Pada bagian akhir buku tersebut diceritakan bahwa Matari, Prama, dan Awan menemukan kembali kebahagiaan hidupnya dengan cara berbagi kepada orang lain dan bersyukur akan apa yang mereka jalani. Matari, yang tengah dililit masalah finansial, berani mengambil risiko untuk mendonasikan gajinya untuk membayar uang kuliah sahabatnya. Awan, yang walaupun mempunyai masalah, mau berbagi untuk menjadi tempat konsultasi Matari dan Prama. Prama juga memutuskan untuk berbagi materi dan ilmu yang ada padanya kepada orang lain. Dalam novel tersebut diceritakan bagaimana mereka bertiga mulai untuk menanamkan sikap bersyukur atas segala keadaan yang dialami.

Nah, kondisi yang dialami ketiga orang inilah yang sering menjadi kondisi kita. Ada orang yang merasa dunia itu gak nyaman karena dia kekurangan uang, ada juga yang bekerja karena paksaan keadaan, dan ada juga yang punya kekayaan, wajah cantik/ganteng tapi merasa hidup itu hampa. Tanpa sadar hidup kita itu hanya dipenuhi keluhan dan rasa cinta berlebihan terhadap diri sendiri dan inilah yang disebut dengan egoisme. Diri kita layaknya ember yang diisi air terus-terusan, tapi akhirnya airnya tumpah karena kapasitas ember itu terbatas. Guys, ganteng, cantik, kaya, pintar, terkenal, dll gak akan bisa mengisi satu ruangan tertentu di dalam hati kita. Kita banyak melihat artis-artis yang frustasi dan akhirnya bunuh diri. Nah pastinya banyak yang bertanya mengapa dia bunuh diri, bukannya dia kaya, ganteng, cantik, dan terkenal??..Hei ruangan tersebut gak bisa diisi dengan hal-hal seperti kekayaan, kegantengan, sex, dsb. Ruangan itu hanya dapat diisi dengan cara bersyukur kepada Tuhan dan berbagi. Ketika kita bersyukur, kita akan merasa nyaman dengan segala keadaan kita. Bersyukur itu merupakan cara kita memberi penghargaan yang tulus terhadap Tuhan dan diri kita sendiri sedangkan berbagi merupakan cara kita untuk memindahkan berkat kepada orang lain sehingga kita punya wadah yang cukup untuk menampung air tersebut dalam ember kehidupan kita.

Kali ini saya akan menekankan tulisan saya ini tentang berbagi. Berbagi itu adalah memberikan sesuatu kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sering dari kita pastinya sulit untuk memberi kepada orang lain alasannya gak punya waktu, gak punya uang, ada urusan yang lebih penting, dll. Padahal berbagi itu merupakan kesempatan kita untuk memperoleh berkat yang lebih lagi dari Tuhan. Coba anda perhatikan ketika anda mau berbagi, pastinya hati anda merasa damai dan tenteram. Hal ini merupakan keajaiban dari berbagi. Kalo anda perhatikan lagi ketika anda berbagi, beberapa bulan atau tahun kemudian tanpa sadar anda pasti mendapat rezeki yang anda tidak pernah duga sebelumnya. Berbagi itu sebenarnya bukan kewajiban, tetapi kesempatan untuk memperoleh kualitas kehidupan yang lebih baik lagi. Kehidupan itu bukan hanya berbicara tentang uang, tetapi juga ketulusan hati untuk memberi. Ketika kita bisa menyumbang tenaga kita sumbangkanlah itu dan ketika kita punya uang berbagi jugalah kepada orang lain. Bahkan ketika kita merasa gak punya uang maupun tenaga, berilah waktumu untuk mendengarkan keluhan orang lain.

Di akhir kata saya ingin menekankan bahwa memberi itu bisa dilakukan oleh semua orang tidak peduli dia itu miskin atau kaya. Berbagi itu hanya memerlukan hati yang tulus. Ketika kita menyebarkan kebaikan kepada orang lain, orang tersebut pasti menyebarkan kebaikan itu juga kepada orang yang disekitarnya.

Dari satu orang yang anda tolong, ratusan bahkan jutaan orang akan merasakan kebaikan anda tersebut. Hiduplah untuk menghidupi mimpi orang lain !!!...Selamat berbagi dan rasakan khasiatnya !!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar